Wednesday 24 August 2011

Tanda Awal,Tanda Biasa dan Tanda Akhir Penyakit Kencing Manis


1. Kerap kali kencing
2. Mengantuk di waktu tengahari dan petang
3. Cepat lapar
4. Mudah marah
Tanda Biasa Penyakit Kencing Manis
1. Kerap membuang air pada waktu malam
2. Mengantuk sepanjang hari
3. Cepat dahaga
4. Hilang deria rasa dan kebas di bahagian kaki tangan
Tanda Akhir
1. Luka di bahagian kaki tangan
2. Hilang berat badan
3. Mati pucuk
4. Berasa gatal di bahagian organ seks
5. Penglihatan merosot
6. Bau badan yang teruk
Saksikan video ini, Normala Omar hampir buta kerana diabetes.

Diabetes jenis pertama(bergantung pada insulin)



Diabetes jenis pertama (I) atau dikenali juga sebagai diabetes bersandar in sulin(IDDM – ‘Insulin Dependent Diabetes Mellitus’) ataudiabetes awal remaja. Diabetes jenis I dicirikan dengan kegagalan penghasilan insulin oleh kelenjar pankreas. Pada kebiasaannya, penghidap diabetes jenis pertama mula mendapat simtom penyakit ini semasa kanak-kanak atau remaja. Ini berpunca dari kegagalan penghasilan insulin semula jadi oleh badan, pesakit memerlukan suntikan insulin dari luar untuk pengawalan tahap glukosa darah.


· Pesakit diabetes bersandar insulin boleh menjalani kehidupan seperti biasa selagi mereka menerima suntikan insulin, tetapi mereka akan menerima maut jika mereka tidak mendapat suntikan insulin dalam tempoh yang agak singkat. Ini berpunca dari penguraian sumber bahan tenaga lain oleh badan seperti lemak bagi menggantikan tenaga dari glukos. Penguraian sumber bahan tenaga lain akan menghasilkan bahan sampingan seperti ketones yang menyebabkan keadaan hiperglisemia (hyperglycemia). Ketones merupakan molekul asid yang boleh menyebabkan kegagalan metabolisma dan sel badan gagal berfungsi. Jika situasi ini berlarutan, ia akan mengakibatkan pesakit kencing manis menjadi koma dan seterusnya menemui maut sekiranya tidak dirawat dengan segera. Diabetes jenis pertama ini terbentuk apabila sistem imunisasi badan memusnahkan sel beta kelenjar pankreas, satu-satunya jenis sel yang menghasilkan hormon insulin dan digunakan untuk penghadaman glukos kepada tenaga. Diabetes ini sering didapati pada golongan kanak-kanak dan remaja yang memerlukan beberapa suntikan insulin setiap hari, atau menggunakan pam insulin, untuk terus hidup. 5% hingga 10% penghidap diabetes merupakan dari jenis kencing manis jenis I. Mereka yang berisiko menghidap kencing manis jenis I adalah serangan sistem imunisasi sendiri (autoimmune), genetik, dan alam sekeliling.


· Diabetes bersandar insulin pada kebiasaannya lebih kerap dikesan di masyarakat Barat. Ini mungkin berpunca dari genetik, kesedaran yang lebih luas di kalangan masyarakat barat, atau kurang kesedaran di kalangan masyarakat Asia mengenai penyakit kencing manis di kalangan kanak-kanak. Jika lambat mendapatkan rawatan bagi diabetes bersandar insulin, ia boleh membawa maut. Oleh itu, jika sekiranya diabetes bersandar insulin tidak dikesan dengan lebih awal, penghidap diabetes tidak berpeluang untuk dirawat. Bagaimanapun peningkatan kes diabetes di kalangan masyarakat Asia mungkin sebahagiannya disebabkan oleh peningkatan kesedaran mengenai penyakit diabetes di kalangan umum. Ini menyebabkan lebih ramai orang sempat mendapatkan rawatan di hospital.



· Penghidap diabetes bersandar insulin biasanya perlu disuntik sebelum makan dan kadang-kala insulin tambahan perlu disuntik pada waktu malam sebelum tidur. Ibu bapa perlu menyimpan rekod bacaan paras gula anak mereka untuk perhatian dan tindakan susulan daripada doktor dan pakar pemakanan. Paras gula yang direkodkan itu amat penting bagi membolehkan doktor mengubah suai pemakanan kanak-kanak terbabit dan mengubah dos insulin. Kekurangan dan lebihan paras gula dalam darah boleh meninggalkan kesan buruk dan pelbagai gejala kepada pesakit diabetes.

Walau bagaimanapun jika sekiranya terlalu banyak insulin diambil atau disuntik, keadaan sebaliknya mungkin boleh berlaku.








Monday 22 August 2011

KeMuNgKiNaN DiaBeTiS TiPe 2

Kemungkinan ini diabetes tipe 2 dari berbagai macam kelainan hormonal, seperti hormon sekresi kelenjar adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan yang sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan diabetes mellitus sering disebut terkait oleh akromegali dan hiperkortisolisme atau sindrom Cushing.
Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian.
GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH.
Terapi dengan somatostatin dapat meredam kelebihan GH pada sebagian banyak orang, tetapi karena juga menghambat sekresi insulin dari pankreas, terapi ini akan memicu komplikasi pada toleransi glukosa.
Sedangkan hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular.
Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina dengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.
Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas, feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

Sunday 14 August 2011

PeRaWaTaN


Terapi Diabetes

Pengaturan diet pada diabetes merupakan faktor penting untuk mengendalikan peningkatan glukosa darah pada penderita diabetes. The American Diabetes Association (ADA) telah mengeluarkan peraturan tentang tata cara diet pada diabetes. Diet berdasarkan ADA adalah diet seimbang, dimana nutrisi mengandung rendah lemak, kolesterol dan gula . Jumlah kalori sehari-hari terbagi dalam tiga kali makan. Selama dua tahun terakhir, ADA mengeluarkan larangan tentang pemakaian gula. Namun, sedikit gula masih boleh diambil jika mahukannya..


Penurunan berat badan dan aktiviti berlebihan adalah salah satu terapi penting dalam diabetes. Penurunan berat badan dan aktiviti akan meningkatkan kerja insulin, yang akan mengontrol peningkatan glukosa dalam darah.


Perawatan di rumah untuk diabetes


a. Buatlah jus dari daun bilva dan parijataka sebagai obat alami diabetes. Ambil sebanyak dua senduk teh, dua kali sehari.


b. Makanlah buah anggur secara teratur.


c. Rebuslah daun pohon mangga 3-4 lembar pada pagi hari dan kunyahlah. Hal ini juga bermanfaat untuk menurunkan diabetes.


d. Tambahkanlah kacang kedelai dalam makanan anda. Kacang kedelai tidak mengandung gula dan merupakan sumber energi yang bagus untuk penderita diabetes.


e. Lakukan olahraga yang teratur untuk mengurangi resiko terkena penyakit pembuluh darah jantung dan juga mencegah diabetes yang lebih lanjut.


f. Hindari aktivitas yang terlalu berat dan stress yang berkepanjangan.


g. Hindari makan makanan manis, coklat, nasi, pisang, mangga, buah kering, minyak, cake dan pastries.



FaKToR RisiKo

seseorang yang mengidap penyakit diabetes mellitus akan memiliki penderitaan yang lebih berat jika semakin banyak faktor risiko yang menyertainya. Para ahli mengklasifikasikan faktor risiko pemicu timbulnya diabetes mellitus menjadi faktor yang dapat dicontrol dan faktor yang tidak dapat dicontrol.
Faktor yang tidak dapat dicontrol di antaranya faktor keturunan. Seseorang memiliki risiko berat untuk terserang diabetes mellitus jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita penyakit tersebut. Faktor usia juga merupakan pemicu yang tidak dapat dikontrol. Orang yang berusia di atas 40 tahun rentan terserang diabetes mellitus meskipun tidak menutup kemungkinan orang yang berusia di bawah 40 tahun bebas dari diabetes mellitus.
Adapun faktor Risiko Diabetes Mellitus yang dapat dikontrol di antaranya adalah sebagai berikut :
• Obesitas atau kegemukan. Kegemukan akan menyebabkan adanya resistansi insulin.
• Kurang berolahraga. Olahraga secara teratur dapat mengurangi resistensi insulin sehingga insulin dapat dipergunakan lebih baik oleh sei¬sel tubuh dan dosis pengobatannya dapat diturunkan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas fisik (sekitar 30 menit/hari) dapat mengurangi risiko diabetes. Olahraga juga dapat digunakan sebagai usaha untuk membakar lemak dalam tubuh sehingga dapat mengurangi berat badan bagi orang obesitas. Kebanyakan penderita diabetes tidak aktif sehingga olahraga harus dimulai secara perlahan dan ringan (misalnya olahraga jalan kaki atau bersepeda) dan secara perlahan dinaikkan untuk menghindari efek-efek yang tidak diinginkan seperti cedera, hipoglikemia, dan gangguan jantung. Jenis olahraga yang diajurkan tergantuang dari masing-masing individu penderita dengan mempertimbangkan kondisi fisik, kapasitas, minat, dan motivasi. Olahraga juga harus dilakukan secara teratur sebaiknya 5-6 kali seminggu.
• Asupan makanan berenergi tinggi dan rendah serat. Asupan makanan terutama melalui makanan yang berenergi tinggi atau kaya kabohidrat dan serat yang rendah dapat mengganggu stimulasi sel-sel beta pankreas dalam memproduksi insulin.
• Asupan asam lemak trans yang tinggi dan asupan lemak dengan rasio lemak tak jenuh/lemak jenuh rendah. Asupan lemak ke dalam tubuh perlu diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kepekaan insulin. Dalam hal ini perlu dihindari asupan lemak jenuh yang dapat memperburuk kepekaan insulin.
• Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan. Konsumsi alkohol sangat dibatasi bagi penderita diabetes dan lebih baik dihindari untuk mengurangi terjadinya komplikasi. Disarankan pula bagi penderita diabetes yang merokok untuk segera menghentikan kebiasaan buruk tersebut karena nikotin dalam rokok dapat berpengaruh buruk terhadap penyerapan glukosa oleh sel.

KoMpLiKaSi

Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda,
 kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis)
 kerosakkan retina yang dapat menyebabkan kebutaan
 serta kerosakkan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.
Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila control kadar gula.

GeJaLa

Simtoma hiperglisemia lebih lanjut menginduksi tiga gejala klasik lainnya:
§  poliuria - sering buang air kecil
§  polidipsia - selalu merasa haus
§  polifagia - selalu merasa lapar
§  penurunan berat badan, seringkali hanya pada diabetes mellitus tipe 1
dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai komplikasi kronis, seperti:
§  gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan
§  gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
§  gangguan kardiovaskular, disertai lesi membran basalis yang dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop elektron
§  gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi saraf autonom, foot ulcer, amputasi, charcot joint dan disfungsi seksual,
dan gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosisketonuria dan hiperosmolar non-ketotik yang dapat berakibat pada stupor dan koma.
§  rsisko terhadap infeksi.
.
 
Free Blogger Templates